Muna Nature Community

Selasa, 15 Desember 2015

RANGKONG BADAK

http://awsassets.wwf.or.id/img/original/web_112971.jpg
Rangkong badak (Buceros rhinoceros) merupakan salah satu spesies burung rangkong terbesar di Asia. Rangkong badak menghabiskan waktunya di bagian atas tajuk hutan dengan makanan utama buah-buahan, serangga, reptil kecil, hewan pengerat, dan burung-burung kecil. Satwa ini mempunyai perilaku yang unik, betina bersarang dalam lobang pohon yang kemudian dititutup dengan lumpur dan selama betina tinggal dalam lobang ini, diberi makanan oleh jantan.
Menurut Daftar Merah IUCN, rangkong badak termasuk spesies yang hampir mengalami kelangkaan. CITES juga mengklasifikasikan satwa burung ini ke dalam kategori Appendix II (spesies yang dilarang untuk perdagangan komersial internasional karena hampir mengalami kelangkaan, kecuali jika perdagangan tersebut tunduk pada peraturan ketat, sehingga pemanfaatan yang tidak sesuai dapat dihindari).
Raungan bersuara “honk” kasar diulangi oleh jantan dan betina dalam nada yang berbeda. Sering kali disuarakan dalam bentuk duet, tetapi yang satu lebih terlambat dari yang lain, sehingga terdengar suara seperti “honk – hank,...”, dan juga suara tajam “gak” sewaktu
terbang. Masyarakat tradisional Dayak ada yang bisa memanggil burung rangkong ini dengan meniru suaranya. Suara kepakan sayap rangkong Badak sangat keras dan terdengar seperti suara helikopter kecil di kejauhan.
Ekologi dan Habitat
Wilayah penyebaran global satwa ini adalah Asia Tenggara, termasuk Semenanjung Malaysia, Pulau Sumatera, Borneo, dan Jawa. Burung rangkong badak dapat ditemukan dalam kepadatan rendah di kebanyakan blok hutan dataran rendah dan perbukitan. Rangkong punya fungsi sangat penting sebagai penyebar biji pohon, umumnya buah yang dimakan bijinya dibuang kemana-mana. Kehadiran satwa ini sangat mencolok karena mempunyai ukuran badan yang besar, serta kebiasaan dan suaranya yang khas. Akan tetapi, pada umumnya, burung rangkong badak hanya dapat ditemui dalam jumlah kecil di dalam satu tempat di kawasan hutan yang luas.
Ancaman
Sepanjang Pulau Sumatera dan Borneo banyak dari hutan hujan tropis yang telah dikonversi menjadi lahan pertanian, perkebunan, dan pemukiman. Kebakaran hutan yang kini telah menjadi fenomena tahunan, telah memakan banyak korban. Penebangan hutan secara tidak lestari telah banyak menghancurkan kawasan hutan di Pulau Sumatera dan Borneo. Sebenarnya, rangkong badak mampu bertahan hidup di dalam kawasan hutan yang kayunya dipanen dengan sistem pengelolaan yang baik dan bertanggung jawab, serta aktivitas perburuan dikontrol secara ketat, sehingga pada akhirnya satwa ini tidak mengalami kelangkaan yang berujung pada kepunahan. Untuk bersarang burung ini perlu pohon kayu yang berlobang, yaitu biasanya pohon yang sudah tua dan tebal.
Share This

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Distributed By Blogger Template | Designed By Blogger Templates